Sebuah jembatan
antara raga manusia
dengan ruang batinnya.
Tentang Wot Batu
Wot Batu adalah karya seni instalasi berskala ruang yang dibuat oleh Sunaryo, seniman asal Bandung. Pada ruang terbuka, lebih dari 135 batu ditanam dan ditata secara konseptual dalam harmoni. Bebatuan ini dibawanya dari gunung-gunung di Jawa, sebagai medium mahakarya yang tak lekang oleh waktu. Setiap pahatan, tatahan, dan pecahan menjadi torehan catatan tentang suatu peradaban–warisan dari abad ke-21 untuk generasi masa datang.
Dalam Bahasa Jawa Kuno, wot berarti jembatan. Sunaryo menciptakan Wot Batu sebagai “jembatan spiritual”–penyeimbang antara jiwa manusia dengan wujud ragawi kehidupan; penghubung antara empat elemen alam. Wot Batu pun menjelma suatu konfigurasi energi–hadir dari perjalanan spiritual dan transendental Sunaryo, mewujud suatu penyadaran tentang eksistensi manusia dalam dimensi alam yang tak berbatas.
Tentang Sunaryo
Lahir di Banyumas, 1943.
Aktif 1962 — hingga kini.
Sunaryo menerima pendidikan pertamanya dalam seni patung di ITB (Institut Teknologi Bandung). Ia lulus pada 1969. Pada 1975, ia pergi ke Carrara, Italia untuk belajar seni pahat marmer. Sebagai seniman ulung, Sunaryo dikenal dengan karya-karya patung monumentalnya, seperti Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (MONPERA) di Bandung dan Patung Jenderal Sudirman di Jakarta. Karya monumentalnya yang terbaru adalah Bilah Nusantara, kuali Asian Games 2018 yang bertempat di depan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Selain karya-karya patung, ia juga dikenal lewat karya lukisan, instalasi, dan cetakannya. Lima dari karya cetaknya dimasukkan dalam The Contemporary Prints of the World (1989) bersama seniman terkenal internasional seperti Joan Miro dan Paul Klee.
Cerita #diWotBatu
Cerita #diWotBatu
Unit usaha lainnya
Wot Batu merupakan salah satu unit usaha dalam bidang seni-budaya yang didirikan oleh Sunaryo. Kunjungi unit usaha lainnya di bawah naungan Yayasan Selasar Sunaryo: